Sabtu, 26 Maret 2016

PEMERIKSAAN PALPASI PADA IBU HAMIL




Bidan harus:
·         Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal
·         Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi: apakah yang dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan HPHT, kapan pertama kali merasakan gerakan janin.
·         Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantal, jangan membaringkan ibu hamil terlentang dengan punggung datar, karena terjadi penekanan oleh uterus pada vena pelvis major, vena cava inferior dan bagian aorta desenden (penekanan autocaval) yang akan mengurangi sirkulasi darah ke jantung bagian kanan. Pengurangan aliran darah tersebut mengakibatkan pengurangan oksigenasi ke otak dan dapat mengakibatkan pingsan pada umumnya dikenal dengan supine hipotensive syndrom yang dapat menyebabkan pola denyut jantung janin menjadi abnormal.
·         Periksa abdomen: adakah parut (tanyakan penyebabnya), tanda-tanda kehamilan sebelumnya, tanda pereganggan uterus berlebihan atau kehamilan ganda (perut terlalu besar, banyak bagian janin yang teraba, teraba lebih dari satu kepala janin). Catat semua temuan dan rujuk tepat waktu ke rumah sakit jika ditemukan bekas bedah sesar, tanda berlebih/kuranya cairan amnion.
·         Perkirakan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24 cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan meteran kain (seperti yang digunakan penjahit).
·         Ukur dengan meteran dari simfisis pubis ke fundus uteri, catat hasinya dalam centimeter.
·         Lakukan palapasi dengan hati-hati untuk memeriksa letak janin.
·         Dengan kedua tangan lakukan palpasi abdominal untuk menentukan bagian bawah janin (kepala teraba lebih keras dan lebih besar dibandingkan dibandingkan bokong dan melenting).
·           Palapasi dengan cara Leopold

a.  Leopold I
·         Tujuan : mengetahui TFU (tinggi fundus uteri) dan bagian janin yang ada di fundus, usia kehamilan.
·         Caranya:
1)      Pemeriksa menghadap pasien
2)      Kedua tangan  meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri
3)      Meraba bagian apa yang ada difunduss. Jika teraba benda bulat, melenting, mudah digerakakan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting dan susah digerakkan, maka itu adalah bokong.
4)      Jika usia kehamilan lebih dari 24 minggu maka gunakan meteran.
                   Variasi menurut Knebel: menentukan kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis.
b. Leopold II
Tujuan : mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri ibu
Caranya:
1)      Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
2)      Ketika memeriksa sebelah kanan ibu, maka tangan kanan pemeriksa menahan perut sebelah
3)      Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada disebelah kanan ibu (jika teraba benda yang rata dan tidak teraba bagian yang kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).
Variasi menurut Budin: menetukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus.
c.  Leopold III
Tujuan: mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus dan apakah sudah masuk pintu atas panggul (PAP).
Caranya:
1)      Tangan kiri menahan fundus uteri
2)      Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba bagian yang bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit digerakkan, maka itu adalah bokong. Jika bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian tersebut, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.
3)      Pada letak sungsang, dapat dirasakan tangan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballotemet (pantulan kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4)      Tangan kanan meraba bagian bawaha (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk pangggul), lalu lanjutkan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk panggul.
d.         Leopold IV
Tujuan: menetukan bagian janin yang dibawah apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
Caranya:
1)      Pemeriksa menghadap kaki pasien
2)      Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
3)      Jika terba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan di bagian bawah.
4)      Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk panggul
5)      Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul
Tabel 2. MEMANTAU TUMBUH KEMBANG JANIN (NILAI NORMAL)
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus

Dalam cm
Menggunakan penunjuk – penunjuk badan
12 minggu
-
Teraba diatas symfisis
16 minggu
-
Ditengah, antara symfisis pubis dan umbilikus
20 minggu
20 cm (± 2 cm)
Pada umbilikus
22-27 minggu
Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2 cm)
-
28 minggu
28 cm (± 2 cm)
Ditengah, antara umbilikusdan prosesus sifoideus
29-35 minggu
Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2 cm)
-
36 minggu
36 cm (± 2 cm)
Pada prosesus sifoideus

PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN



PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN

Nama Keterampilan                 : Pemeriksaan Tes Kehamilan
Tanggal Penilaian                     :
Nama Mahasiswa                      :
Nama Pembimbing                   :
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1.                        1. Perlu Perbaikan                 : Langkah  atau tugas tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai dengan urutan .  
2.                        2. Mampu                               : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar, sesuai dan berurutan (jika harus berurutan) tetapi kurang tepat dan atau pelatih/pengamat perlu membantu mengingatkan hal-hal yang tidak terlalu berarti.
3.                        3. Mahir                                  : Langkah dikerjakan dengan benar, tanpa ragu-ragu atau tanpa bantuan dan sesuai dengan urutan (jika harus berurutan).

KEGIATAN
NILAI
1
2
3
1.   Menjelaskan prosedur tindakan pada klien



2.      Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis.



3.      Mencuci tangan dengan sabun dan air hingga bersih dibawah air mengalir, kemudian dikeringkan dengan lap bersih.



4.      Memakai sarung tangan yang sesuai dan benar.



5.      Meminta ibu untuk menampung urine



6.      Masukkan stick ke dalam urine sampai pada batas merah



7.      Bacalah hasil



8.      Bersihkan dan kembalikan alat ketempat semula



9.      Rendam sarung tangan kedalam larutan chlorine 0,5%



10.  Cuci tangan setelah melakukan tindakan




NILAI             : Jumlah nilai yang dperoleh     X  100 %
Jumlah  aspek yang dinilai


Keterangan     :
*     Nilai  C      : Mahasiswa mendapatkan prosentase 70%-80%
*     Nilai  B      : Mahasiswa mendapatkan prosentase 80%-90%
*     Nilai  A      : Mahasiswa mendapatkan prosentase 100%